Apa jadinya jika otak mogok berfungsi selama 5 detik sewaktu mengemudi? Persis seperti itulah yang terjadi ketika mengalami microsleep saat berkendara. Adapun istilah microsleep saat berkendara sendiri merujuk pada kondisi tidak sadarkan diri sesaat akibat kelelahan ekstrem.
Nah, supaya terhindar dari kondisi ini, pelajari apa saja penyebabnya, apa bahayanya, dan cara agar Anda senantiasa aman di jalan raya.
Penyebab Microsleep saat Berkendara

Microsleep tidak muncul dengan sendirinya. Tidur singkat ini sejatinya merupakan respons panik otak saat kelelahan. Bisa berupa memejamkan mata sejenak hingga ketiduran selagi mengemudi. Pada akhirnya, serangan mendadak ini amat berbahaya jika tidak Anda antisipasi.
Berikut faktor-faktor penyebab utamanya.
1. Kurang Tidur
Otak akan mengalami malfungsi jika terus-menerus bekerja tanpa tidur cukup. Kurang tidur dapat memperlambat fungsi kognitif. Selain itu, kurang tidur juga akan menghambat daya konsentrasi, yang nantinya mendorong otak lebih mudah tertidur, sekalipun Anda sebenarnya ingin tetap terjaga.
2. Gangguan Tidur
Katakanlah Anda sudah cukup tidur. Anehnya, Anda ternyata tidak merasa segar. Jika demikian, gangguan tidur bisa jadi biang keroknya. Nah, ada dua kondisi utama yang patut Anda waspadai:
- Sleep Apnea: Gangguan ini menyebabkan pernapasan tersendat berulang kali selama tidur yang membuat otak kekurangan oksigen.
- Narkolepsi: Adalah kondisi neurologis yang memengaruhi kemampuan otak untuk mengontrol siklus tidur-bangun.
3. Gangguan Ritme Sirkadian
Tubuh manusia bekerja berdasarkan jam biologis yang disebut “ritme sirkadian”, yakni siklus alami yang mengatur waktu tidur dan waktu bangun. Jika siklus ini tidak berjalan dengan semestinya, semisal karena bekerja shift malam, dapat mengacaukan kewaspadaan Anda.
4. Aktivitas Monoton
Sering mengantuk selagi menyetir di jalan tol lengang? Itu pertanda otak Anda mulai melambat akibat minimnya stimulasi. Uniknya, kondisi semacam ini disebut “highway hypnosis” yang rawan meninabobokan otak sampai ke tingkat setengah tidur.
5. Penggunaan Obat-obatan dan Zat Adiktif
Terakhir, obat dan zat tertentu dapat berdampak pada daya kerja otak. Misalnya, obat penenang, obat tidur, antihistamin, dan alkohol.
Bahaya Microsleep saat Berkendara
Tidur singkat ketika sedang mengemudi merupakan salah satu faktor penyebab kecelakaan lalu lintas fatal. Selang beberapa detik itu, baik tikungan tajam, rem mendadak, atau pejalan kaki melintas bisa berakibat malapetaka, seperti:
1. Lepas Kendali di Saat-Saat Kritis
Normalnya, otak tidak berhenti mengolah informasi saat terjaga. Namun, dalam kondisi microsleep, fungsi ini otomatis lumpuh. Tanpa kewaspadaan penuh, kemampuan Anda untuk memprediksi dan menghindari kecelakaan pun musnah.
2. Risiko Fatalitas Meningkat
Tidur singkat bisa membuat Anda benar-benar tidak berdaya. Realitanya, banyak kecelakaan fatal dikaitkan dengan menyetir dalam keadaan mengantuk, di mana pengemudi tidak sempat mengerem lantaran gagal mendeteksi bahaya di depan mata.
Dan bukan pengemudi saja yang dirugikan. Penumpang, pejalan kaki, maupun pengguna jalan lainnya juga ikut jadi korbannya.
3. Dampak Legal dan Finansial
Selain itu, microsleep juga bisa mengarah pada dampak hukum dan finansial yang berat.
Seandainya ada korban jiwa, sang pengemudi dapat dikenai dakwaan pembunuhan. Kalaupun tidak ada korban jiwa, kerusakan properti dan tuntutan kelalaian berkendara bisa berujung sanksi berupa denda, pembekuan SIM, maupun pemenjaraan.
4. Dampak Emosional dan Psikologis
Sementara itu, selamat dari kecelakaan akibat tidur singkat bukan berarti Anda baik-baik saja. Setelah menyadari kelelahan Anda mencelakai diri sendiri atau orang lain, Anda bisa menderita trauma psikologis jangka panjang, seperti depresi dan PTSD.
Selain itu, banyak korban selamat juga mengidap rasa takut hebat untuk mengemudi, yang tentunya akan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Cara Mengatasi Microsleep saat Berkendara
Kabar baiknya, microsleep sebenarnya bisa dihindari. Dengan kata lain, tindakan proaktif dapat melindungi nyawa Anda. Oleh karena itu, jangan cuek bila Anda mulai merasa letih tatkala duduk di bangku kemudi. Begini cara menghilangkan microsleep saat berkendara.
1. Tidur Cukup
Tidur tak bisa ditawar, khususnya sebelum menempuh jarak jauh. Jadi, hal terpenting yang harus Anda lakukan yaitu tidur selama 7-9 jam. Kurang dari 6 jam akan melipatgandakan risiko tidur singkat saat mengemudi.
Kemudian, tetapkan jadwal tidur yang konsisten. Sebisa mungkin hindari yang namanya “sleep debt”, karena bahaya kurang tidur kronis dapat menumpuk seiring berjalannya waktu.
2. Kenali Tanda-Tanda Bahaya
Ketiduran sangat jarang muncul tanpa permisi. Oleh karena itu, hendaknya waspadai tanda-tanda ini:
- Sering menguap atau mengeluarkan air mata.
- Tidak melihat rambu jalan, belokan, atau jalur keluar.
- Melenceng ke jalur lain.
Begitu Anda mendapati salah satu dari tanda-tanda di atas, jangan tunggu sampai terlambat.
3. Manfaatkan Tidur Siang
Kendati kafein bisa membantu, sayangnya kopi cuma solusi sesaat. Supaya tetap awas, imbangi dengan tidur siang singkat. Tidur siang selama 20 menit dapat me-refresh otak dan secara drastis mengurangi risiko tidur singkat.
Tapi pertama-tama, minum dulu secangkir kopi sebelum tidur siang agar efeknya lebih terasa. Terakhir, jangan tidur terlalu lama. Durasi tidur siang yang panjang (lebih dari 30 menit) justru menimbulkan efek grogi yang makin membuat Anda bertambah lelah.
4. Rencanakan Perjalanan Lebih Awal
Mengantisipasi microsleep bisa dimulai jauh sebelum Anda berangkat. Coba tips berikut ini:
- Hindari mengemudi pada waktu-waktu berisiko tinggi, yaitu antara tengah malam hingga pukul 6 pagi dan pukul 1 hingga 3 siang.
- Beristirahat setiap dua jam sekali.
- Gilir pengemudi saat melakukan perjalanan jauh.
- Cukupi kebutuhan cairan tubuh dan konsumsi makanan ringan kaya protein.
5. Tahu Kapan Harus Menepi
Tak jarang satu-satunya solusi ialah stop berkendara. Mulai penat? Segera cari rest area terdekat alih-alih menepi di bahu jalan. Jika Anda berencana menyetir semalam, prioritaskan tidur daripada cepat-cepat sampai di tempat tujuan.
Dengan demikian, jelas sudah microsleep saat berkendara sangat bisa dicegah. Jadi, jangan lagi menunggu datangnya peringatan. Tetaplah proaktif. Dan untuk solusi manajemen armada andal yang menyokong keselamatan mengemudi, gunakan tracker tepercaya GPSKU agar setiap perjalanan senantiasa aman.