Pernahkah terlintas di benak Anda kenapa harga mobil impor cenderung lebih tinggi? Salah satu alasannya adalah karena bisa jadi mobil tersebut adalah CBU. Di sini, Anda dapat mempelajari selengkapnya apa itu CBU, bagaimana bedanya dengan CKD dan IKD, serta alasan di balik label premium yang melekat pada CBU.
Apa Itu CBU pada Mobil?
Barangkali Anda pernah melihat satu mobil impor wara-wiri di jalan sebelumnya. Besar kemungkinan mobil itu adalah CBU. Apa itu mobil CBU? CBU singkatan dari “Completely Built-Up”. Sederhananya, ini berarti mobil tersebut merupakan hasil produksi sepenuhnya di luar negeri.
Tidak ada bagian yang dikirim terpisah seperti baut atau pintu. Jadi, mobil tiba dalam kondisi utuh dan siap jalan. Untuk memahami jenis mobil ini lebih baik, simak selengkapnya berikut ini.
Proses Pembuatan dan Pengiriman Mobil CBU
Alkisah di suatu tempat di Jepang, Jerman, atau Amerika Serikat, terdapat sebuah pabrik kendaraan roda empat yang sedang beroperasi dengan presisi tinggi untuk menyatukan rangka, memasang mesin, dan memoles cat hingga sempurna.
Setelah semua selesai, mobil tersebut keluar dari jalur produksi, masuk ke kapal, dan langsung berlayar ke Indonesia. Setibanya di tanah air, mobil sudah siap dikendarai tanpa perlu dirakit lagi.
Membeli mobil CBU ibarat memesan makanan yang sudah matang dan siap makan. Sementara itu, CKD dan IKD lebih seperti frozen food yang perlu “dimasak” sendiri menggunakan campuran bahan lokal dan impor.
4 Alasan Mobil CBU Berbeda dari yang Lain
Inilah beberapa faktor yang membedakan mobil CBU dari jenis mobil lainnya, sehingga Anda bisa lebih memahami apa itu mobil CBU dan CKD serta IKD:
1. Kualitas Berstandar Internasional
Mobil yang diproduksi di negara asalnya cenderung mengikuti standar manufaktur global dengan kontrol kualitas ketat. Contohnya, pabrik-pabrik di Jepang atau Jerman dikenal memberlakukan aturan yang lebih ketat terkait material, keselamatan, dan performa.
2. Harga Melonjak karena Pajak
Pajak adalah salah satu penyebab utama di balik harga mobil impor yang selangit. Faktanya, mobil CBU di Indonesia dikenakan bea impor tinggi, PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah), dan sederet biaya lain. Akibatnya, begitu tiba di showroom, harganya bisa meroket.
3. Spesifikasi Khusus
Selain itu, mobil CBU juga hadir dengan spesifikasi eksklusif yang jarang dijumpai pada mobil rakitan lokal. Baik itu teknologi keselamatan canggih, material premium, atau tenaga mesin yang lebih besar. Karena itu, setiap detailnya terasa istimewa.
Ambil contoh Honda CR-V yang diimpor dari Thailand. Mobil ini memamerkan fitur lane-keeping assist dan adaptive cruise control yang mungkin absen di versi CKD-nya. Begitu juga dengan BMW X7 dari Jerman, SUV mewah dengan teknologi mutakhir yang benar-benar menonjolkan keistimewaan paripurna.
Apa Itu Mobil CKD?
Setelah memahami apa arti CBU, saatnya beralih ke mobil CKD.
Mobil CKD (Completely Knocked Down) adalah istilah mobil yang dikirim dalam bentuk kit rakitan. Berbeda dengan mobil CBU yang datang dalam kondisi siap pakai, mobil CKD tiba dalam bentuk bagian-bagian terpisah, mulai dari sasis, mesin, roda, hingga pintu.
Semuanya dalam kemasan terpisah. Setelah mendarat di Indonesia, pabrik perakitan lokal akan menyusun semua bagian tersebut layaknya menyusun set LEGO. Hanya saja, ukurannya jauh lebih besar pun tingkat kompleksitasnya lebih tinggi.
Mengapa harus repot-repot? Alasannya sederhana: efisiensi biaya. Dengan merakit mobil di dalam negeri, produsen bisa menghindari pajak impor yang tinggi sekaligus memanfaatkan biaya tenaga kerja yang lebih rendah. Karena itu, mobil CKD jadi jauh lebih terjangkau ketimbang mobil CBU.
Misalnya, banyak model laris di Indonesia seperti Toyota Fortuner dan Honda Brio sejatinya termasuk dalam kategori CKD. Suku cadangnya berasal dari negara seperti Thailand atau India, kemudian melalui proses perakitan di fasilitas lokal seperti Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN).
Hasilnya? Harga yang lebih bersahabat di kantong tanpa terlalu banyak mengorbankan aspek kualitas. Meski begitu, ada kekurangannya.
Berhubung perakitannya bertempat di dalam negeri, kualitas mobil CKD bisa sedikit berbeda tergantung pada standar pabrik perakitannya. Terkadang kualitas rakitannya tidak sepresisi mobil CBU. Selain itu, beberapa fitur juga bisa mengalami downgrade atau justru hilang sama sekali demi menekan biaya produksi.
Apa Arti Mobil IKD?
Nah, kalau mobil CKD adalah kit rakitan lengkap, maka mobil IKD (Incompletely Knock Down) bisa Anda ibaratkan seperti puzzle yang baru setengah jadi.
Beberapa bagian besarnya sudah dirakit sebelumnya. Namun, proses perakitan lengkap masih harus diselesaikan di sini. Singkatnya, mobil IKD diimpor dalam bentuk unit yang sebagian sudah dirakit.
Jadi, komponen utama seperti mesin atau sasis mungkin datang dalam keadaan sudah jadi, sementara bagian lain (panel bodi, interior, atau sistem kelistrikan) dirakit secara lokal di Indonesia.
Dengan mengimpor mobil dalam keadaan setengah jadi, produsen pun bisa mengurangi bea impor daripada mobil CBU yang sudah sepenuhnya siap pakai. Selain itu, pendekatan ini juga mendukung industri otomotif Indonesia dengan melibatkan pemasok dan tenaga kerja lokal.
Meski begitu, kualitas mobil IKD bisa jadi tidak selalu konsisten. Tapi tenang saja. Bukan berarti Anda bakal membawa pulang mobil dengan pintu yang tidak pas saat Anda tutup. Biasanya, perbedaannya lebih halus. Misalnya, material interior yang kurang mewah atau jumlah fitur canggih yang lebih sedikit.
Kesimpulannya, Anda bisa membuat keputusan yang lebih bijak saat membeli kendaraan setelah mengetahui apa itu CBU dan perbedaannya dengan mobil CKD serta IKD. Dengan memahami tips membeli mobil baru berdasarkan perbandingan di atas, Anda dapat menyesuaikan pilihan sesuai kebutuhan dan anggaran.
Namun, apa pun pilihan Anda, melindungi investasi Anda wajib selalu jadi prioritas. Dengan GPS tracker mobil GPSKU, Anda bisa memantau lokasi kendaraan secara real-time, sehingga memberikan rasa aman dan nyaman. Temukan berbagai produk pilihan lainnya di GPSKU sekarang juga!
