Automatic Emergency Braking (AEB): Pengertian dan Cara Kerjanya untuk Mencegah Kecelakaan

automatic emergency braking

Pada dunia lalu lintas yang dinamis, kecelakaan bisa terjadi hanya dalam hitungan detik. Di sinilah teknologi keselamatan modern seperti Automatic Emergency Braking atau AEB berperan besar. 

AEB berguna membantu armada bereaksi lebih cepat daripada manusia dalam situasi darurat, mengurangi kemungkinan tabrakan dan melindungi pengguna jalan lainnya. Bagaimana sistem ini bekerja? Dan seberapa besar manfaatnya bagi pengemudi? Mari kupas tuntas.

Apa Itu Automatic Emergency Braking? 

 automatic emergency braking adalah

Automatic Emergency Braking adalah sistem keselamatan kendaraan yang secara otomatis mengaktifkan rem ketika mendeteksi potensi tabrakan di depan. Dengan bantuan detektor seperti radar serta kamera, sistem ini bekerja memperlambat atau menghentikan armada sebelum benturan terjadi. 

Awalnya, teknologi AEB hanya terdapat pada mobil-mobil mewah pertengahan tahun 2000-an. Namun seiring waktu, sistem ini telah menjadi standar berbagai model maupun kelas moda transportasi seluruh dunia. 

Sebagai komitmen industri terhadap keselamatan, hampir semua kendaraan baru di Amerika Serikat sejak 1 September 2022 sudah punya AEB bawaan. Kerjasama antara produsen mobil dan Badan Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional mempercepat adopsi teknologi ini secara luas. 

Kini, berbagai varian AEB tersedia dengan tingkat kemampuan yang berbeda tergantung merek serta model armada. Oleh karena itu, penting bagi pemilik armada untuk memahami jenis sistem AEB supaya bisa mengoptimalkan fungsinya saat berkendara. 

Cara Kerja Automatic Emergency Braking

automatic emergency braking (aeb)

Pengereman Darurat Otomatis atau AEB beroperasi melalui serangkaian tahapan yang sistematis guna memastikan armada bisa bereaksi terhadap potensi bahaya. Berikut terdapat penjelasan rinci terkait setiap tahap proses kerja AEB yang mendukung keselamatan pengendara sekaligus pengguna jalan lainnya. 

1. Deteksi Objek

Tahap pertama berawal ketika detektor armada, seperti radar atau kamera terus memindai area depan secara real-time. Melalui deteksi ini, Automatic Emergency Braking (AEB) mampu mengenali keberadaan armada lain, pejalan kaki, atau rintangan lainnya. 

Seiring armada melalui, detektor akan memperhitungkan posisi objek dalam kaitannya dengan jalur kendaraan. Dengan begitu, sistem bisa mengantisipasi kemungkinan gangguan lebih awal sebelum pengendara menyadarinya.

Pada situasi normal, detektor tetap aktif tanpa mengganggu kontrol pengendara. Namun, jika terjadi perubahan mendadak seperti armada depan berhenti tiba-tiba, detektor langsung memperbarui data jarak serta kecepatan. 

Pendeteksian objek ini menjadi pondasi penting bagi sistem AEB karena semua tindakan lanjutan bergantung pada akurasi data awal. Tanpa proses ini, AEB tidak akan mampu merespons dengan efektif dalam situasi darurat. 

2. Analisis Risiko Tabrakan

Setelah objek terdeteksi, automatic emergency braking system langsung memasuki tahap analisis risiko. Pada fase ini, AEB menghitung laju armada, jarak terhadap objek, serta kemungkinan terjadinya tabrakan.

Berdasarkan hasil analisis, sistem menentukan apakah situasi masih aman atau membutuhkan tindakan pencegahan lebih lanjut. Dengan pendekatan ini, AEB mampu meminimalkan aktivasi rem yang tidak perlu.

Jika data memperlihatkan bahwa tabrakan sulit terhindarkan dengan respons normal, sistem mulai mempersiapkan aktivasi fitur keselamatan. Dalam titik ini, AEB bekerja dalam milidetik untuk mengurangi keterlambatan keputusan yang mungkin terjadi pada manusia. 

Tahap analisis risiko merupakan kunci untuk membedakan situasi darurat dari biasa, sehingga armada bisa merespons secara akurat serta efektif. Dengan demikian, AEB memastikan bahwa tindakannya sesuai dengan tingkat bahaya yang terdeteksi, mengurangi potensi kecelakaan secara lebih cepat. 

3. Peringatan kepada Pengendara

Begitu risiko tabrakan terdeteksi, automatic emergency braking systems mengirimkan teguran kepada pengendara sebagai langkah awal pencegahan. Biasanya, teguran ini berbentuk sinyal visual pada dashboard atau suara alarm cukup keras.

Melalui teguran ini, pengendara harus mengambil tindakan seperti menginjak rem atau mengubah arah armada. Jika pengendara merespons dengan cepat, AEB akan membatalkan aktivitas rem otomatis. 

Namun, jika dalam beberapa detik pengendara tidak menunjukkan reaksi, sistem akan terus melanjutkan ke tahap intervensi. Hal ini menunjukkan bagaimana AEB tetap mengutamakan kontrol manusia sebelum mengambil alih. 

Teguran awal ini menjadi aspek krusial karena memberi kesempatan bagi pengendara untuk tetap menjadi pihak utama dalam mengendalikan armada. Dengan cara ini, AEB menghormati keputusan pengendara terlebih dahulu sebelum mengambil alih kendali, menjaga keseimbangan teknologi dan kontrol manusia.

4. Aktivasi Rem Otomatis

Jika pengendara tidak segera bertindak setelah mendapat teguran, automatic emergency braking AEB systems akan mengaktifkan rem secara otomatis. Tujuannya adalah mengurangi laju armada secepat mungkin guna meminimalkan benturan.

Dalam kondisi tertentu, sistem bisa sepenuhnya menghentikan armada sebelum benturan terjadi, tergantung pada laju awal serta jarak terhadap objek. Aktivasi rem ini berlangsung secara halus namun tegas guna memastikan stabilitas armada. 

Walaupun rem aktif secara otomatis, pengendara tetap bisa mengambil alih kapan saja dengan menginjak pedal rem atau menggerakkan setir. Ini menegaskan bahwa peran AEB adalah sebagai bantuan, bukan pengganti pengendara sepenuhnya. 

Selain pemakaian pengereman otomatis, beberapa kendaraan modern juga mengintegrasikan teknologi Automatic Emergency Steering. Teknologi ini memungkinkan armada melakukan manuver kemudi otomatis untuk menghindari benturan, terutama saat pengereman saja tidak cukup efektif.

Automatic Emergency Braking hadir sebagai solusi canggih dalam membantu pengendara menghadapi situasi darurat yang memerlukan reaksi cepat. Dengan kemampuan mendeteksi serta merespons potensi tabrakan lebih cepat dari manusia, AEB meningkatkan keselamatan berkendara secara signifikan. 

Selain mengandalkan AEB bawaan, tambahan perangkat pendukung seperti Dashcam GPSKU yang berfitur ADAS juga semakin meningkatkan tingkat kewaspadaan di jalan. Dashcam ini mampu memantau situasi sekitar armada sekaligus merekam kejadian penting secara akurat.

Tidak hanya dashcam berfitur ADAS, GPSKU juga menyediakan berbagai pilihan GPS tracker untuk kendaraan pribadi, armada bisnis, hingga motor. Temukan berbagai produk tersebut di halaman produk GPS kami dapat yang membantu memantau lokasi dan aktivitas armada secara real-time

Related Post

No comments