Perawatan mobil kerap berfokus pada oli mesin dan sistem pendingin yang terlihat. Namun, ada komponen kecil yang memegang kunci efisiensi dan tenaga mesin secara harian. Komponen tersebut adalah kabel busi mobil.
Padahal, memahami peran kecil namun krusial ini begitu penting. Pasalnya, efisiensi dan performa mesin mobil sangat bergantung pada kesehatan kabel busi.
3 Fungsi Kabel Busi Mobil yang Utama
Ibaratnya, fungsi kabel busi bagaikan tulang punggung dari sistem pengapian. Ia mengalirkan energi pada kelistrikan mobil yang dibutuhkan untuk memulai pembakaran. Tanpa transfer energi yang stabil, mesin Anda tidak akan bisa bekerja.
Berikut adalah tiga fungsinya yang paling utama:
1. Mengalirkan Tegangan Tinggi ke Busi
Kabel busi bertindak sebagai konduktor utama. Ia menghubungkan ignition coil (koil pengapian) atau distributor ke busi.
Sementara itu, koil bertugas menaikkan tegangan listrik baterai dari 12V hingga puluhan ribu volt. Kabel busi harus mampu membawa tegangan ekstrem ini langsung ke elektroda busi. Ini adalah tugas utama kabel busi.
2. Menjaga Stabilitas Arus dan Tegangan
Kabel busi dirancang dengan lapisan isolator tebal. Lapisan ini umumnya terbuat dari silikon berkualitas tinggi. Tujuannya adalah melindungi konduktor di dalamnya dari panas dan kelembapan mesin. Selain itu, kabel juga memiliki nilai resistansi internal, yang diperlukan untuk menjaga kestabilan arus.
3. Melindungi Sistem Elektronik Mobil dari Gangguan (EMI)
Sewaktu arus tegangan tinggi mengalir, ia menghasilkan Electro-Magnetic Interference (EMI). EMI ini dapat mengacaukan banyak sistem elektronik mobil. Contohnya adalah sensor, Electronic Control Unit (ECU), dan tak terkecuali radio mobil.
Oleh karena itu, kabel busi yang berfungsi dengan baik bertindak sebagai peredam EMI. Dengan demikian, sistem injeksi dan sensor lainnya tetap bekerja akurat.
Hubungan Erat antara Kabel Busi dan Busi Mobil
Sebagaimana konduktor, fungsi kabel busi pada mobil terkait erat dengan apa yang terjadi di ujungnya, yaitu busi. Kabel busi memastikan busi menerima pasokan listrik yang cukup dan stabil.
Lantas, apa fungsi busi mobil setelah menerima listrik? Busi akan menciptakan spark (percikan api). Percikan ini melompati celah sempit pada elektroda busi. Bunga api inilah yang menyulut campuran udara dan bahan bakar di ruang bakar mesin.
Di sisi lain, kabel busi harus mampu menahan standar tegangan kabel busi mobil yang terbilang ekstrem. Faktanya, tegangan ini berkisar antara 20.000 hingga 40.000 volt.
Tegangan setinggi ini dibutuhkan karena listrik harus “dipaksa melompat” melewati celah busi. Semakin stabil tegangan ini, semakin kuat dan konsisten percikan api yang dihasilkan busi.
Adapun nilai tahanan atau resistansi kabel amat berpengaruh terhadap kestabilan tegangan tersebut. Jika resistansi terlalu tinggi (karena usia atau kerusakan), tegangan yang sampai ke busi akan melemah.
Kemudian, percikan api melemah akan menurunkan efisiensi pembakaran. Hal ini berdampak langsung pada akselerasi loyo dan konsumsi bahan bakar yang boros.
Tanda-Tanda Kabel Busi Mobil Rusak dan Cara Mendeteksinya
Kabel busi sebetulnya amat jarang rusak tiba-tiba. Biasanya, gejala kerusakan muncul bertahap, dari tenaga berkurang hingga mesin sulit hidup. Karena itu, pemilik mobil wajib peka terhadap gejala ini untuk mencegah kerusakan yang lebih serius.
Berikut adalah tanda-tanda paling umum bahwa kabel busi mobil perlu diganti:
1. Mesin Mengalami Misfire (Pincang)
Mobil terasa bergetar, berguncang, bahkan tak jarang mobil ‘ndut-ndutan’ di RPM rendah. Gejala ini paling terasa saat mobil stasioner (idle) atau saat akselerasi awal. Ini karena satu silinder tidak mendapat pengapian.
2. Konsumsi BBM Meningkat
Akibat pembakaran di beberapa silinder yang tidak sempurna, mesin butuh lebih banyak bahan bakar untuk menghasilkan tenaga yang sama. Alhasil, bahan bakar yang tidak terbakar terbuang sia-sia.
3. Sulit Dihidupkan
Mobil membutuhkan putaran starter yang lebih lama, lebih-lebih jika mesin dingin. Kebocoran arus menghambat pembentukan api awal.
4. Performa dan Akselerasi Menurun
Terakhir, tenaga mesin terasa berkurang signifikan. Akibatnya, Anda perlu menginjak pedal gas lebih dalam dari biasanya. Di sisi lain, kerusakan fisik pada lapisan isolator biasanya menjadi biang keladi kebocoran arus.
Untuk itu, Anda dapat melakukan pemeriksaan sederhana ini:
- Inspeksi Visual: Periksa karet penutup (boot) dan sepanjang kabel busi. Cari adanya retakan, pengerasan, atau bekas gesekan yang menipiskan isolator.
- Uji Kegelapan: Nyalakan mesin mobil di ruang yang sangat gelap. Amati area kabel busi. Percikan api biru kecil (arcing) menandakan arus bocor ke bodi mesin.
- Ukur Resistansi: Gunakan multimeter yang disetel pada mode Ohm (kΩ). Lepaskan kabel dan ukur tahanannya. Nilai yang terlalu tinggi (jauh di atas 10kΩ) menandakan degradasi.
- Periksa Kelembapan: Bersihkan kabel busi dan pastikan tidak ada minyak atau kelembaban di sekitar boot. Kotoran dapat menjadi jalur bagi arus untuk bocor.
Langkah dan Tips Ganti Kabel Busi yang Benar
Jika Anda mendapati adanya kerusakan atau resistansi tinggi, langkah terbaik adalah segera ganti kabel busi mobil. Ingat, ganti satu set sekaligus, jangan hanya yang terlihat rusak. Cek juga apakah busi mobil basah untuk berjaga-jaga agar kerugian tidak membesar.
Satu set kabel busi biasanya memiliki usia dan tingkat degradasi yang seragam. Mengganti sebagian justru akan menciptakan ketidakseimbangan resistansi di sistem pengapian.
Namun, Anda perlu memperhatikan hal-hal berikut ketika mengganti kabel busi:
- Pilih kabel busi berkualitas tinggi. Material isolator silikon yang baik sangat penting untuk ketahanan panas dan peredaman EMI.
- Ganti kabel busi satu per satu. Pastikan urutan pemasangan kabel dari koil atau distributor ke setiap busi tidak tertukar. Kesalahan urutan akan menyebabkan misfire yang parah. Akibatnya, mesin tidak bisa berjalan normal.
- Terakhir, pastikan boot karet terpasang rapat dan terkunci sempurna di busi dan koil. Tak jarang pemasangan yang longgar menjadi sumber utama kebocoran arus.
Sementara itu, ikuti tips-tips di bawah ini untuk memperpanjang umur kabel busi sekaligus menjaga performa pengapian:
- Lakukan tune up rutin sesuai jadwal pabrikan, tidak terkecuali pemeriksaan visual kabel busi.
- Bersihkan ruang mesin secara teratur agar kabel bebas dari kotoran, debu, dan residu oli.
- Jauhkan kabel busi dari komponen mesin yang sangat panas atau bergerak.
- Ganti set kabel busi setiap 2 tahun atau setiap 20.000-30.000 kilometer, tergantung intensitas pemakaian mobil Anda.
Imbangi Kinerja Mesin dengan Perlindungan Terbaik
Performa mesin yang prima harus diimbangi dengan keamanan kendaraan yang tak kalah optimal. Di era digital, pengawasan mobil kini tak lagi bergantung pada insting pemilik.
Karena itulah, GPSKU menghadirkan solusi pelacakan kendaraan berbasis teknologi real-time. Kami memberi Anda kendali penuh atas mobil Anda di mana pun Anda berada.
Dengan GPS tracker GPSKU, Anda dapat memantau posisi mobil secara real-time dan menerima notifikasi geofence otomatis. Dengan demikian, Anda dapat menjaga efisiensi operasional serta memantau penggunaan kendaraan.
Tak hanya itu, fitur canggih juga memungkinkan Anda mematikan mesin dari jarak jauh jika terjadi kondisi darurat.
Pada akhirnya, menjaga kesehatan kabel busi mobil adalah investasi kecil dengan dampak besar pada performa dan efisiensi operasional kendaraan Anda. Oleh karena itu, jangan abaikan komponen vital ini. Pastikan Anda selalu menggunakan komponen terbaik dan lakukan pemeriksaan rutin.
Rawat mesin Anda dengan komponen berkualitas, dan yang tak kalah penting, lindungi kendaraan Anda dengan GPS canggih. GPS tracker mobil GPSKU, solusi pengawasan kendaraan untuk Anda yang menghargai aset! Cek penawaran selengkapnya di halaman produk GPS kami.