Sistem Milk Run Logistic: Pengertian, Manfaat, Proses

Milk run merupakan salah satu metode distribusi dan transportasi barang pada sebuah perusahaan yang bisa menghemat biaya pengeluaran.

Distribusi dan transportasi merupakan aktivitas untuk memindahkan barang ke sana ke mari. Keduanya memengaruhi besarnya pengeluaran perusahaan, sehingga perlu perhatian khusus untuk bisa mengoptimalkan prosesnya supaya berjalan dengan lebih efisien dan memperkecil pengeluaran.

Proses pendistribusian yang efektif dan efisien akan meminimumkan biaya. Salah satu langkah untuk pengoptimalan proses distribusi agar lebih efisien yaitu dengan perencanaan rute distribusi.[1]

Milk run merupakan salah satu metode yang bisa perusahaan terapkan untuk pengoptimalan rute distribusi dan pengelolaan logistik. Apa itu milk run? Berikut penjelasannya.

Pengertian Sistem Milk Run Logistics

Distribusi milk run

Istilah milk run awalnya berawal dari sistem penjualan susu di negara barat jaman dulu. Pada sistem ini, penjual akan mendatangi sendiri produsen satu per satu secara berurutan untuk mengambil susu yang kemudian ia perdagangkan. Sistem ini kemudian diadaptasi di dunia industri modern saat ini.

Jadi, sistem milk run logistics adalah metode pengangkutan barang dengan mendatangi supplier bahan baku satu persatu secara berurutan dalam sekali jalan. Selain itu, konsep milk run juga mencakup pendistribusian dari gudang penyimpanan ke beberapa lokasi produksi secara bergantian.

Sistem pengiriman pasokan yang biasanya berjalan di perusahaan yaitu pihak pemasok mengirim langsung ke perusahaan yang menjadi konsumennya. Pengiriman tersebut tentu memakan biaya untuk transportasi. Kemudian, apabila perusahaan memiliki banyak pemasok, tentu biaya pengirimannya akan semakin membengkak.

Belum lagi, ketika truk pemasok datang secara bersamaan ke perusahaan. Pasti proses bongkar muatannya memerlukan waktu sehingga antrian truk menjadi panjang. Hal ini tentu kurang efisien dan menambah emisi karbon di lingkungan perusahaan.

Namun, apabila sistemnya diubah menjadi perusahaan yang mendatangi satu persatu pemasok untuk mengambil stok pasokan, biaya-biaya seperti transportasi atau distribusi akan lebih dihemat. Selain itu, karena perusahaan mengambil stok hanya saat akan melakukan produksi, maka penyimpanan barang di gudang dalam waktu yang lama akan lebih bisa diminimalisir.

Proses Milk Run Logistics

Sistem milk run

Sistem milk run berjalan dengan cara mengambil barang secara berurutan dan mendistribusikannya ke pusat produksi secara berurutan juga. Jadi, gambaran singkatnya, misal PT A memiliki lima supplier, yaitu PT B, PT C, PT D, PT E, dan PT F.

Sebelum penerapan sistem milk run, sistem distribusi yang berjalan yaitu lima supplier tersebut masing-masing datang ke PT A untuk memasok hasil produksi mereka sendiri sebagai bahan baku untuk PT A.

Setelah melakukan transisi menjadi sistem milk run, prosesnya tidak seperti itu lagi. Melainkan PT A akan mengambil sendiri bahan bakunya dari supplier (PT B, C, D, E, dan F). PT A akan memetakan rute paling efisien dan mendatangi masing-masing supplier secara berurutan dalam sekali jalan. Sehingga tidak perlu bolak-balik dan boros pengeluaran transportasi.

Setelah mendapatkan bahan baku dari supplier, PT A lantas mendistribusikannya ke tempat produksi miliknya.

Manfaat Milk Run Logistics

Milk run logistics

Di bawah ini merupakan manfaat dari sistem milk run logistics, yaitu:

1. Just-in-Time (JIT) Inventory

Stok bahan baku berlebih yang belum akan segera dipakai membuatnya tertimbun begitu saja di gudang. Hal ini hanya akan membuat gudang penyimpanan menjadi semakin sesak dan membengkakkan biaya. Belum lagi risiko kerusakan apabila stok bahan baku tersebut tidak segera terpakai. Tentu perusahaan akan merugi dengan hal ini.

Just-in-Time delivery dalam sistem milk run logistics akan mengurangi jumlah penyimpanan di gudang dengan cara menggunakan bahan baku dari supplier secara langsung, jadi tidak perlu melewati masa tunggu di gudang.

Setelah produksi berlangsung dan menghasilkan barang jadi, barang tersebut segera perusahaan kirim ke konsumen saat itu juga, sehingga tidak ada penimbunan di gudang.

2. Mengurangi Biaya Transportasi dan Distribusi

Dengan sistem distribusi milk run logistics, perusahaan dapat mengurangi biaya transportasi dan distribusi.

Dari yang sebelumnya perlu membayar biaya tiap kali supplier datang satu persatu, kini perusahaan hanya mengeluarkan biaya untuk pengambilan stok secara mandiri secara berurutan. Hal tersebut dapat memangkas biaya transportasi dan distribusi.

3. Meningkatkan Kualitas Produksi

Seperti yang ada pada poin pertama, milk run menggunakan sistem JIT Inventory, sehingga stok bahan baku atau stok hasil produksi akan langsung terproses sehingga tidak ada waktu tunggu di gudang. Hal ini membuat barang terhindar dari risiko kerusakan atau degradasi akibat penyimpanan yang begitu lama.

4. Mengurangi Emisi Karbon

Dalam sistem ini, para supplier tidak perlu datang ke perusahaan karena dari perusahaan sendirilah yang akan mendatangi supplier secara berurutan, jadi tidak ada penumpukan antrian kendaraan di lokasi penurunan barang di perusahaan. Hal ini tentu akan mengurangi emisi karbon yang ada di lingkungan perusahaan.

5. Lebih Mudah Melakukan Quality Assurance

Dengan menerapkan sistem ini, pengecekan kualitas akan lebih mudah perusahaan lakukan. Perusahaan bisa melihat langsung di tempat produksi supplier dan memilih hasil produksi yang terbaik untuk mereka jadikan bahan baku.

6. Mengurangi Risiko Barang Rusak Akibat Tersimpan Lama

Dengan sistem milk run yang meminimalisir penyimpanan barang di gudang, maka risiko barang mengalami kerusakan akibat tersimpan lama akan berkurang.

“Sistem ini mengatur aktivitas produksi berjalan sesuai dengan permintaan pelanggan, sehingga jumlah hasil produksi juga tidak kelebihan terlalu banyak.”

Pertimbangan Sebelum Menerapkan Sistem Milk Run Logistics

Konsep milk run

Meskipun sistem milk run banyak memiliki manfaat, namun ada beberapa hal yang perlu perusahaan perimbangkan kita akan beralih ke sistem ini, yaitu:

1. Sinkronisasi dengan Supplier

Pada sistem logistik ini, semua harus tersinkronisasi. Mulai dari rute, titik penjemputan, dan lokasi pengantaran, semua harus disepakati di awal agar penerapan sistem dapat berjalan lancar. Manager produksi sebagai perwakilan perusahaan, bersama dengan supplier perlu menyusun skema ini dengan hati-hati di awal agar nantinya bisa berjalan sesuai ekspektasi.

2. Kesalahan Kecil Bisa Memberi Dampak yang Besar

Kelemahan milk run yaitu kesalahan kecil dalam perencanaan awal dapat mengakibatkan dampak yang besar dan membahayakan rantai pasokan. Forecasting yang tidak akurat dan gangguan tidak terduga bisa membuat rantai pasokan tidak efisien dan menjadi masalah besar.

3. Biaya Peralihan ke Sistem Baru

Memerlukan perencanaan yang signifikan dan akurat, transisi dari sistem lama ke sistem milk run tentu akan menambah pengeluaran. Misalnya, perusahaan perlu mengganti forklift dengan tugger train untuk bisa mengangkut lebih banyak. Atau menggunakan teknologi RFID untuk pendataan barang.

Alternatif lainnya, bisa juga dengan menggunakan cold chain logistics apabila produk merupakan barang perishable. Agar semua berjalan dengan baik, Anda perlu memikirkan sistem cold delivery juga untuk mengatasi hal ini.

Nah, tentunya mengatur logistik itu bukan perkara yang mudah. Namun, adanya sistem baru yang bisa Anda gunakan, seperti transportation management system (TSM) untuk mengelola logistik, segala pengelolaan akan jauh lebih mudah. Mulai dari perencanaan rute, manajemen stok, penjadwalan dan lainnya.

Demikian ulasan mengenai sistem milk run logistics. Jadi, dengan menerapkan milk run ke perusahaan, pengelolaan inventaris jadi lebih efisien dan bisa mengurangi beberapa biaya produksi. Segera transisi dari sistem lama ke sistem baru dan perhatikan beberapa hal agar tidak merugi. Untuk mendapatkan penawaran terbaik dari kami, kunjungi link berikut ini.

Share the Post:

Artikel terkait :