Dalam rantai pasok global, transshipment menjadi titik krusial yang menentukan kecepatan dan efisiensi distribusi barang. Proses pemindahan muatan ini menawarkan fleksibilitas tinggi, namun juga rawan gangguan logistik seperti keterlambatan dan kesalahan pengiriman.
Menggunakan sistem pelacakan GPS laut berteknologi canggih dapat membantu perusahaan menjaga transparansi serta keamanan selama proses transshipment. Mari kenali lebih dekat, apa itu transshipment, prosesnya, serta dampak positif dan negatifnya.
Pengertian Transshipment Barang di Pelabuhan
Transshipment adalah proses pemindahan barang atau kargo dari satu kapal ke kapal lainnya di pelabuhan perantara sebelum mencapai pelabuhan tujuan akhir. Proses ini biasanya dilakukan ketika tidak ada jalur pelayaran langsung antara pelabuhan asal dan tujuan, atau untuk mengoptimalkan kapasitas dan efisiensi distribusi.
Dalam praktiknya, proses pemindahan ini memungkinkan kapal besar mengirimkan muatan ke pelabuhan utama (hub port), kemudian diteruskan ke kapal yang lebih kecil menuju pelabuhan tujuan.
Beberapa pelabuhan dengan aktivitas transshipment paling sibuk di dunia, yakni:
- Pelabuhan Valencia Spanyol
- Pelabuhan Gioia Tauro Italia
- Pelabuhan Teluk Algeciras Gibraltar
- Pelabuhan Singapura
- Pelabuhan Shanghai
- Pelabuhan Shenzhen
- Pelabuhan Busan
- Pelabuhan Hong Kong
Berbeda dengan direct shipment yang mengirimkan barang secara langsung tanpa transit, transshipment menjadi solusi penting dalam rantai pasok global karena mampu menekan biaya operasional dan memperluas jangkauan pengiriman lintas negara.
Aktivitas ini mirip dengan metode distribusi logistik cross docking yang kita aplikasikan pada rantai pasok darat seperti truk dan distribusi retail.
Cross Docking adalah sistem distribusi di mana barang yang datang dari pemasok atau produsen tidak disimpan di gudang, tapi dipindahkan ke kendaraan pengiriman untuk dikirim ke tujuan akhir. Ini misalnya toko, pelanggan, atau pusat distribusi lain.
Proses Transshipment Barang di Pelabuhan
Proses pemindahan kargo dari kapal di pelabuhan melibatkan beberapa tahapan penting yang harus dilakukan secara cermat agar alur logistik berjalan lancar dan efisien. Berikut tahapan umumnya:
Pembongkaran Kargo
Barang atau kargo diturunkan dari kapal pertama yang membawa muatan dari pelabuhan asal ke pelabuhan transshipment.
Pemeriksaan Dokumen
Petugas pelabuhan melakukan pengecekan dan pencocokan dokumen seperti manifest kargo, bill of lading, serta dokumen kepabeanan untuk memastikan keabsahan muatan.
Penyimpanan Sementara
Kargo ditempatkan di area penyimpanan pelabuhan hingga kapal penghubung yang akan melanjutkan perjalanan tersedia.
Pemuatan Ulang
Barang dipindahkan dan dimuat ke kapal berikutnya menuju pelabuhan tujuan akhir. Setiap tahapan transshipment memerlukan koordinasi ketat antara pihak pelayaran, operator pelabuhan, dan agen logistik agar distribusi berjalan aman dan tepat waktu.
Kelebihan Transshipment Barang di Pelabuhan
Sistem pemindahan muatan antar kapal ini memiliki sejumlah keunggulan yang membuatnya banyak digunakan dalam pengiriman laut internasional, terutama karena efisiensi biaya dan perluasan jaringan distribusi.
Berikut beberapa kelebihannya:
1. Biaya Pengiriman Lebih Ekonomis
Dibanding pengiriman langsung, metode pemindahan kargo ini umumnya menawarkan tarif laut (ocean freight rate) lebih rendah karena memanfaatkan kapal penghubung dengan biaya operasional yang lebih efisien.
2. Menjangkau Lebih Banyak Pelabuhan Kecil
Kapal besar tidak selalu bisa berlabuh di pelabuhan kecil, sehingga sistem alih muat memungkinkan akses ke lokasi yang lebih luas dan terpencil.
3. Fleksibilitas Jalur Distribusi
Pelabuhan penghubung memiliki konektivitas tinggi melalui layanan feeder service, memberi keleluasaan lebih besar bagi pelaku logistik dalam mengatur rute pengiriman global.
Kekurangan Transshipment Barang di Pelabuhan
Meskipun menawarkan efisiensi biaya dan jangkauan yang lebih luas, transshipment juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu jadi perhatian pelaku logistik maupun eksportir.
Berikut beberapa di antaranya:
1. Waktu Pengiriman Lebih Lama
Proses menunggu kapal penghubung (connecting vessel) dapat memperpanjang waktu pengiriman ke pelabuhan tujuan akhir.
2. Risiko Keterlambatan Tinggi
Jika terjadi kemacetan atau antrian di pelabuhan transit, jadwal keberangkatan dapat tertunda secara signifikan.
3. Risiko Kerusakan Barang
Bongkar muat kontainer lebih dari sekali, bisa meningkatkan potensi kerusakan kargo.
4. Biaya Tambahan
Perlu biaya ekstra untuk penanganan di pelabuhan, penyimpanan sementara, hingga potensi denda akibat keterlambatan pengiriman.
Memantau proses transshipment secara akurat sangat penting untuk memastikan rantai pasok berjalan lancar dan pelanggan selalu mendapatkan pembaruan terkini. Dengan GPS tracker kapal laut dari GPSKU sebagai bagian dari sistem monitoring kapal, Anda dapat melacak posisi kapal secara real-time, memantau rute, kecepatan, hingga performa operasional langsung dari satu dashboard.
Teknologi ini membantu mencegah kehilangan muatan, mengurangi risiko keterlambatan, dan meningkatkan efisiensi logistik maritim Anda. Jadikan setiap proses transshipment lebih aman, transparan, dan terkendali bersama solusi pelacakan cerdas dari GPSKU.
Selain perangkat tracker bagi armada laut, untuk Anda para pebisnis transportasi dan angkutan umum, kami juga menghadirkan sistem manajemen keselamatan umum terbaik. Fitur-fitur terbaiknya meliputi pengawasan perilaku pengemudi, sistem pengamanan kendaraan, pelacakan, hingga sistem pengelolaan maintenance kendaraan.
Hubungi customer service kami sekarang untuk mendapatkan informasi lengkap dan penawaran terbaik!